Jumat, 25 Desember 2009

AZASI HASAN RESMI DAFTAR BACABUP PADA PPP


Kamis, 24 Desember 2009

Sumenep - Azasi Hasan secara resmi mendaftar sebagai Bakal Calon Bupati (Bacabup) pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumenep, dengan mengembalikan formulir persyaratan, pada Kamis (24/12) pagi.

Pengembalian berkas formulir Azasi tersebut, dikawal oleh Tim Suksesnya, dan diterima langsung Ketua Kelompok Kerja Pemilu Kepala Daerah (Pemilukada) PPP, Baharuddin, di Sekretariat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Sumenep.

Azasi mengatakan, pihaknya sengaja mendaftar sebagai bacabup pada PPP, karena PPP dianggap lebih dekat dengan masyarakat. Sehingga, untuk sementara tidak ada pikiran untuk maju dalam pesta demokrasi Sumenep 2010 melalui kendaraan selain PPP.

“Kami tidak ada alasan untuk tidak melalui PPP. Kami yakin bisa lolos sebagai bacabup di PPP, untuk itu kami akan memanfaatkan semaksimal mungkin tahapan konvensi nanti, karena itu sebagai penentu kelolosan sebagai bacabup di PPP,”terang Azasi, pada wartawan di Sekretariat DPC PPP Sumenep, Kamis (24/12).

Ia menjelaskan, jika ternyata pihaknya tidak mendapat kepercayaan sebagai Bacabup di PPP, bisa saja berangkat melalui partai politik (parpol) lain. Namun, untuk saat ini pihaknya masih fokus mempersiapkan diri maju sebagai Bacabup melalui PPP.

Sementara, Ketua Kelompok Kerja Pemilu Kepala Daerah (Pemilukada) PPP, Baharuddin, mengatakan, hingga Kamis (24/12) siang, bacabup yang mendaftar ke PPP sebanyak enam orang. Namun, jumlah ini akan bertambah, karena pengembalian formulir berakhir pada hari Jum’at (25/12), pukul 13.30 WIB.

“Untuk seleksi berkas para bacabup yang telah mendaftar di PPP, akan dilakukan setelah tanggal 25 Desember 2009, sebagai batas akhir pengembalian formulir berkas bacabup,” ujar Bahar, pada wartawan dikantornya, Kamis (24/12).

Enam bacabup yang sudah mendaftar pada PPP, yakni Muchsin Amir, Sugianto, Sajali, Soengkono Sidik, Subaidi, dan Azasi Hasan.

Sesuai hasil rapat pleno KPU Sumenep, hari “H” pemilukada setempat, pada tanggal 14 Juni 2010. ( Nita, Esha )

http://www.sumenep.go.id/main.php?go=berita&xkd=11278

Azasi Daftar Bacabup Melalui PPP Sumenep


Kamis, 24 Des 2009

Sumenep - Azasi Hasan mendaftar sebagai bakal calon bupati (bacabup) pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumenep, Madura, Jawa Timur, Kamis.

Kedatangan Azasi di Sekretariat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Sumenep diterima langsung Ketua Kelompok Kerja Pemilu Kepala Daerah (Pemilukada) PPP, Baharuddin.

"Saya sengaja mendaftar sebagai bacabup melalui PPP, karena PPP lebih dekat dengan masyarakat," kata Azasi usai menyerahkan berkas persyaratan sebagai bacabup pada Baharuddin.

Untuk sementara, kata dia, pihaknya memprioritaskan maju sebagai calon pada Pemilukada Sumenep tahun 2010 melalui PPP.

"Kalau tidak mendapat kepercayaan sebagai bacabup di PPP, bisa saja kami berangkat melalui partai politik (parpol) lain. Namun, untuk sementara kami fokus mempersiapkan diri maju sebagai bacabup melalui PPP," kata Azasi menambahkan.

Azasi datang ke Sekretariat DPC PPP Sumenep diantar sekitar 20 orang yang merupakan tim suksesnya.

Sementara Ketua Kelompok Kerja Pemilukada PPP Sumenep, Baharuddin menjelaskan, hingga Kamis siang, bacabup yang mendaftar ke PPP sebanyak enam orang.

"Bisa saja ada tambahan bacabup yang mendaftar ke PPP, karena batas akhir pendaftaran bacabup hingga hari Jumat (25/12) pukul 13:30 WIB," katanya.

Enam bacabup yang sudah mendaftar pada PPP adalah Muhsin Amir, Sugianto, Sajali, Sungkono Sidik, Subaidi, dan Azasi Hasan.

Sesuai hasil rapat pleno KPU Sumenep, hari "H" pemilukada setempat diputuskan pada tanggal 14 Juni 2010.

http://www.antarajatim.com/lihat/berita/24346/azasi-daftar-bacabup-melalui-ppp-sumenep

Azasi Hasan Dan 19 PAC Menuju Sumenep 1


Jum'at, 25 Desember 2009

Sumenep - Setelah kemarin (Rabu,23/12/2009),DR. Sajali, MM. MH. mengembalikan formulir. Hari ini (Kamis, 24 Desember 2009) giliran Azasi Hasan, menyerahkan formulir bakal calon bupati Sumenep, priode 2010-2015 juni mendatang.

Azasi Hasan tiba di kantor DPC PPP Kabupaten, Jl. Lingkar Barat Sumenep sekitar jam 10,00 wib. Dan langsung diserbu belasan wartawan cetak dan elektronik. Azasi meminta puluhan wartawan menunggu sampai penyerahan berkas selesai.

Dalam penyerahan berkas tersebut, Azasi ditemui langsung Desk Ketua Pilkada Bupati, yang sekaligus sekretaris Partai berlambang ka'bah, yakni K. Baharuddin (mantan anggota komisi D DPRD Sumenep).

15 menit kemudian prosesi penyerahan berkas selesai dan langsung menemui belasan wartawan yang dengan setia menungguinya di teras kantor.

" Terimakasih kawan-kawan media (wartawan, Red.), hari ini, saya resmi mendaftar sebagai bakal calon bupati. Meski harus menunggu konvensi dan Fit And Proper Test, dalam waktu dekat ini, namun saya yakin dan optimis akan maju melalui PPP". Papar Asazi membuka percakapan dengan insan Pers.

Asazi juga menyampaikan terimakasih pada semua pihak yang telah memberi dukungan. " Terutama juga pada seluruh pengurus PAC-PPP yg ikut mendampingi saya, pagi ini". Terang Azasi lebih rinci.

Adapun PAC yang ikut mendampingi pengembalian formulir bakal calon bupati itu antara lain, H. Moh. Ashim Zain (Ketua PAC Batu Putih), Moh. Hadi (Ketua PAC Batang-batang), A. Razak Thalib (Ketua PAC Guluk-guluk), K. Khabir Syam (Ketua PAC Bluto), K. Baihaqi (Ketua PAC Ganding), Sukirman (Ketua PAC Saronggi), Abd. Hadi (Ketua PAC Gili Genting), M. Muhdar (Ketua PAC Pragaan), Tayyib (Ketua PAC Rubaru), H. Syaiful Bari (Ket.PAC Ambunten), Moh.Ikram (Ket.PAC Dungkek), matrawi (Sekretaris PAC Gapura), A. Muahidin Ali (Ket. PAC Dasuk), Mastawi, SAg (Ket. PAC Gapura), Sanwani (Ket.PAC Manding), Ainur Rasyid (Ket. PAC Batuan), Hosnan (Ket.PAC Kalianget), Ahmad Yani (Ket. PAC Talango) dan K. Wasil selaku ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) kecamatan Pasongsongan, Sumenep, Madura.

Penulis : Ferry Arbania
Email : Ferry.Arbania@gmail.com

http://www.beritajatim.com/citizenjurnalism.php?newsid=336

Azasi Hasan Siap Bertarung Melalui PPP


24-Des-2009

KabarIndonesia - Sumenep, Calon bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang bakal bertarung dalam pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) pada bulan Juni 2010 melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sudah mulai mengembaikan berkas. Hingga berita ini diturunkan, jumlahnya sudah mencapai 6 orang.

Salah satu calon bupati yang mengembalikan berkas, Kamis (24/12/2009) pagi yakni H. Asasi Hasan, SE, MM. Saat pengembalian berkas, yang bersangkutan diterima langsung Ketua Desk Pilkada, Baharuddin. Asasi Hasan dari unsur pengusaha ini dikawal oleh sejumlah pengurus PAC PPP daratan dan kepulauan.

Asasi Hasan optimis dalam Rapimcab PPP mendatang akan terpilih menjadi pemenang. Sebab, visi dan misi PPP sama dengan keinginan dirinya dalam upaya mengembangkan Sumenep lebih baik kedepan.

"Keinginan PPP untuk memperbaiki ekonomi warga Sumenep kedepan selaras dengan keinginan saya secara pribadi," kata Asasi pada wartawan di kantor DPC PPP Kabupaten Sumenep, Jalan Lingkar Barat, Kamis (24/12/2009).

Sementara, Ketua Desk Pilkada DPC PPP Kabupaten Sumenep, Baharuddin mengatakan, Rapimcab DPC PPP bakal dilaksanakan 10 Januari 2010 mendatang. "Dalam rapim itu akan digelar pendapat dari PAC dan akan dilakukan tes wawancara," terang Baharuddin pada wartawan diruang kerjanya, Jalan Lingkar Barat Sumenep.

Tahap berikutnya, DPC PPP akan menentukan tiga pasangan calon bupati dan calon wakil bupati. Ke tiga pasangan tersebut akan diajukan ke DPW PPP. "Dari DPW PPP akan membuang satu pasangan calon. Artinya, dua pasangan calon yang akan diajukan ke DPP," urainya.

Sedangkan yang akan memutus siapa pasangan calon yang layak untuk dijagokan pada saat pilkada mendatang yakni kewenangan DPP PPP. "Jadi, dua pasangan calon yang diusulkan DPW itu satu pasangan yang terbaik yang akan di ditetapkan sebagai calon bupati dan calon wakil bupati dari DPC PPP Sumenep," ujarnya.

Dari 14 orang yang mengambil berkas ke DPC PPP Sumenep, baru 6 orang yang mengembalikan yakni H Sugianto (Pengusaha), Drs KH Muhsin Amir (Ulama), DR M Sajali, MM. MH (Praktisi pendidikan), Ir H Soengkono Sidik, S.Sos, MSi (Birokrat), H Asasi Hasan SE, MM.(Pengusaha). (*)

Oleh : Hartono
http://kabarindonesia.com/berita.php?pil=27&jd=Asasi%20Hasan%20Siap%20Bertarung%20Melalui%20PPP&dn=20091224122450

Senin, 21 Desember 2009

Bersama NU Menabuh Islam Moderat


Duta Masyarakat | 22 Desember 2009

Untuk sekian kalinya, NU mengadakan pertemuan para tokoh Islam lintas mazhab melalui organisasi International Conference Islamic Scholars (ICIS). Sekitar 100 ulama tingkat dunia hadir. Pertemuan yang diadakan pada penghujung tahun ini menjadi salah satu agenda menyambut Muktamar NU ke-32 di Makasar bulan Maret tahun depan (Duta, 19/12/2009).

Mempertemukan ulama dan cendekiawan Islam ini sangatlah penting. Apalagi mereka hadir dari berbagai mazhab dan kelompok ideologis. Sharing dan tukar pendapat bagian dari upaya mencari titik temu, bukan memperuncing perbedaan. Sebab, para ulama ini adalah salah satu tokoh sentral yang diikuti �sekaligus panutan� para pengikutnya.

Islam adalah satu, namun ekspresi keberislaman menjadi keniscayaan beragam yang tidak mungkin dipersatukan, kecuali pada prinsip-prinsip pokok keimanan. Sebab, setiap akal memiliki perbedaan yang dalam proses adaptasinya dengan teks-teks agama dilingkupi realitas budaya dan sosial yang beragam sekaligus berbeda.

Belum lagi kerangka-kerangka ideologis yang turut memperuncing perbedaan dalam mengekspresikan keberislaman. Islam secara teologis adalah sebuah agama, tapi persinggungannya dengan ideologi tertentu memungkinkan keberislaman itu cenderung ideologis sehingga ekspresinya berkembang pada upaya penguatan ideologi, sekalipun pada akhirnya terkadang melenceng dari prinsip-prinsip Islam yang menjunjung semangat kasih sayang (rahmah) dan kedamaian bagi semua.

Atas dasar ideologis, Islam sering diekspresikan dengan kekerasan, memaksakan yang lain dan menebar kebencian. Alih-alih menciptakan kedamaian, Islam ideologis ini kemudian cenderung mengembangkan fanatisme pada anggota yang pada titik tertentu membangun nalar tertutup, yaitu nalar klaim kebenaran (truth claim) yang menganggap dirinya paling benar dan yang lain salah sehingga harus dipaksakan pada kebenarannya.

Untuk itu, kaitannya dengan pertemuan para ulama diharapkan lahir satu kesepakatan sekaligus kebersamaan mengecilkan berbagai konflik kemanusiaan dan kekerasan antarumat yang dilatarbelakangi sentimen keagamaan, apalagi pertemuan ini dihadiri kalangan negara Islam yang dirundung konflik berkepanjangan, misalnya Palestina, Iraq, Lebanon, dan lain-lain.

Tiada keberislaman yang damai datang tiba-tiba. Tiada cinta kasih itu datang dari langit. Semua harus diusahakan semua pihak, khususnya kalangan moderat dengan senantiasa menabuh semangat antikekerasan sekaligus menghilangkan nalar tertutup. Itu semua sekali lagi harus dibumikan sesuai semangat zamannya, meskipun tetap memetik etika universalitas Islam, baik dari al Quran atau tradisi kenabian (al hadits) sebagai spirit geraknya.

Islam moderat

Apa yang dilakukan NU mengumpulkan berkali-kali kalangan ulama dan cendekiawan Islam dari berbagai dunia, menurut penulis, tidak lain sebagai upaya menabuh genderang semangat berpikir dan bertindak moderat. NU sebagai organisasi massa senantiasa, sejak berdirinya, memegang prinsip-prinsip moderat dalam menyikapi persoalan bangsa di atas kerangka berpikir ahlussunnah wal jama’ah.

Dengan sikap moderat, NU berusaha tidak ekstrem kanan, yang sering ditabuh kalangan islamis dan puritan, atau ke kiri yang dikembangbiakkan kalangan liberalis sekuler.
Langkah ini secara rasional mendorong semua pihak tidak fanatik pada kanan atau kiri, sementara apa yang dipikirkan tentang Islam adalah tetap sebuah tafsiran yang relatif sehingga tidak melupakan satu prinsip keagamaan yang mendorong pada keimanan di satu pihak dan menciptakan kedamaian pada sesama, manusia dan alam, di pihak yang berbeda.

Kalangan moderat berusaha tidak terjebak pada keberagamaan tekstualis yang skriptualis karena ia menjadi salah satu sebab timbulnya kebekuan komunikasi hingga menyebabkan timbul ketegangan antarumat. Dengan melihat teks agama apa adanya, seseorang mudah menolak tradisinya sendiri karena dianggap bertentangan dengan tradisi teks (Arab).

Kebenaran baginya adalah kebenaran teks, di luar itu dianggapnya keluar dari Islam, yang layak dihindarkan, jika tidak mengatakan diberangus. Maka tidak heran kemudian kalangan ini selalu membunyikan pentingnya khilafah islamiyah, penegakan syariah Islam, dan sejenis, serta menolak isu-isu demokrasi yang dianggapnya tercipta dari tradisi Barat, padahal semangat sejati dari demokrasi tidaklah bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Khaled Abou Fadl (2005) dalam bukunya, Selamatkan Islam dari Muslim Puritan, cukup responsif menganjurkan agar umat Islam optimal mengembangkan teologi moderat. Bahkan baginya langkah ini berkaitan dengan penyelamatan jiwa dan nama baik Islam itu sendiri. Pertama, kalangan moderat dianjurkan sebisa mungkin terdidik dan menguasai berbagai pengetahuan tentang Islam dan syariat. Karenanya, diharapkan menjadi tandingan klaim dan kekuasan yang sama terhadap klaim-klaim kelompok lain dalam mendifinisikan Islam.

Kedua, kalangan moderat harus memandang diri mereka dalam kondisi jihad-defensif agar agama terlindungi dari serangan interpretasi dan disinformasi cacat terhadap Islam yang digarap kalangan puritan (tektulis-skriptualis). Artinya, jihad ini bukan bertujuan menumpahkan darah, tapi lebih pada jihad intelektual untuk merebut simpati kaum muslim dan non-muslim.

Paparan Khaled ini, jika dikaitkan dengan pertemuan ulama dan cendekiawan Islam se-dunia, tampaknya bagian dari gerakan NU menebarkan jihad intelektual untuk membumikan semangat Islam moderat dalam memaknai dan berbuat atas nama Islam, yaitu semangat mempersaksikan Islam yang ramah dan kasih sayang, bukan hanya di Indonesia tapi juga di belahan dunia.

Dengan tetap konsisten mengembangkan teologi moderat, diyakini atau tidak, NU akan menjadi barometer dalam menciptakan ruang publik yang beragam, tapi penuh dengan kedamaian sebagai aset bangsa yang harus bersama-sama dilestarikan.

Akhirnya, menjelang digelarnya Muktamar NU ke-32 di Makassar, persoalan pengembangan teologi moderat layak untuk tetap menjadi isu-isu sentral di tengah-tengah perdebatan isu-isu kembali ke khittah yang tiada pernah henti. Dengan ini, maka NU ke depan tetap jaya sebagai corong, sekalipun bukan satu-satunya, bagi pengembangan Islam moderat di tengah-tengah ancaman ideologi transnasional yang semakin gencar, bahkan mengancam nilai-nilai kebangsaan. Wallahu al Muwafiiq.

http://dutamasyarakat.com/artikel-26338-bersama-nu--menabuh-islam-moderat.html

Selamat Hari Ibu ke-81 "Kesetaraan Perempuan & laki2 dlm Pembangunan Nasional di segala bidang"


Tema hari IBU (THI) Tahun 2009 : "Kesetaraan Perempuan & laki2 dlm Pembangunan Nasional di segala bidang"


1.Perempuan & laki2 indonesia membentuk & menyiapkan generasi penerus bangsa yg beerkarakter, berahlak mulia, sehat & bugar

2. Libatkan perempuan & laki2 dlm penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja

3. Tingkatkan peran perempuan sbg penggerak sektor rril, usaha mikro, kecil & menengah dlm penanggulangan kemiskinan.

4. Hapus sgl bentuk diskriminasi pada pelaksanaan lapangan kerja

3. Tingkatkan peran perempuan sbg penggerak sektor rril, usaha mikro, kecil & menengah dlm penanggulangan kemiskinan.

4. Hapus sgl bentuk kekerasan dalam rumah tangga, perdagangan perempuan dan anak.
5. Perang terhadap narkoba & HIV/AIDS.

6. Waspadai kerusakan lingkungan, bencana alam & konflik sosial yg membawa penderitaan bagi perempuan & anak

7. Hemat energi & gunakan energi pengganti merupakan tindakan bijak perempuan & laki2 indonesia.

Salam Azasi Hasan Center (AHC)

Jumat, 18 Desember 2009

Gus Sholah Ingin NU Kembali Pimpin Gerakan Masyarakat Sipil


Kamis, 10 Desember 2009

Jakarta, Muktamar
Kandidat ketua umum PBNU KH Sholahuddin Wahid menginginkan NU menjauhi ranah politik praktis dan memerankan kembali sebagai pemimpin gerakan masyarakat sipil sebagaimana yang dilakukan oleh Gus Dur pada tahun 1990-an.

“Peran politik praktis harus diakhiri karena posisi NU diatas partai politik. NU harus menjadi unsur utama masyarakat sipil sebagaimana tahun 1990-an,” katanya dalam diskusi Reboan di Jakarta, (9/12).

Muktamar NU tahun 2010 mendatang ini menurutnya menjadi tonggak penting bagi perubahan arah NU. Ia membagi NU menjadi beberapa periode penting, kelahiran pada tahun 1926, peran perjuangan kemerdekaan tahun 1945, menjadi partai politik tahun 1952, bergabung dengan PPP tahun 1973, menerima Pancasila dan khittah pada tahun 1984, pemimpin masyarakat sipil periode 1990-an, reformasi 1998 dengan mendirikan PKB.

Setelah reformasi, terdapat keyakinan kuat bahwa NU harus terjun dalam politik praktis, apalagi setelah terpilihnya Gus Dur sebagai presiden, tetapi banyak kegagalan yang dialami sehingga politik NU ke depan adalah politik kebangsaan.

Ditanya mengenai batasan dari politik praktis, Gus Sholah menjelaskan beberapa aturan, diantaranya pertama, jika ada ketua NU yang maju dalam kancah politik, harus mundur sebagaimana yang dilakukan dalam pilpres tahun 2004 dan tidak menggunakan institusi NU untuk kepentingan politik praktis ini.

Bukan berarti tokoh NU dilarang untuk terlibat dalam politik karena ini merupakan hak individunya sebagai warga negara. “Saya mendorong tokoh NU untuk maju jika memang memiliki potensi, tetapi harus tahu aturan dan cerdik,” tandasnya.

Demokrasi Ekonomi

Hal yang selama ini belum banyak mendapat sentuhan oleh NU adalah pengembangan demokrasi ekonomi dikalangan warga NU. Saat ini, NU dengan jumlahnya yang besar hanya menjadi pasar bagi kelompok lain, pasar ideologi, ekonomi, pendidikan dan lainnya, padahal NU sendiri memiliki potensi yang luar biasa.

Karena itu, NU memiliki peran penting mengawal pembuatan UU atau peraturan pemerintah lainnya agar tidak merugikan rakyat banyak. Diantara UU yang menurutnya merugikan adalah UU Pasar Modal dan UU Sumberdaya Air.

Sementara untuk pemberdayaan di lingkungan NU, ia mengusulkan adanya stimulus bagi PCNU tertentu yang memiliki potensi besar. Jika dalam satu periode kepemimpinan bisa menghasilkan beberapa cabang yang memiliki prestasi bagus, dan diteruskan pada periode selanjutnya, NU akan menjadi organisasi yang semakin disegani.

“Kita tidak boleh memanfaatkan NU, baik yang politik maupun non politik. Jangan hidup dari NU, tetapi hidupilah NU,” imbuhnya.

Dukung UU Islami secara Terbatas

Mantan anggota Komnas HAM ini juga menyatakan, NU mendukung penerapan UU yang Islami, secara terbatas, bukan dalam koridor Undang-Undang Dasar. Beberapa UU yang menyangkut umat Islam yang telah berhasil diperjuangkan diantaranya adalah UU Peradilan Agama, UU Perkawinan, UU Haji, UU Zakat, dan lainnya untuk memenuhi kebutuhan umat Islam.

Meskipun dalam beberapa hal NU, mengahadapi persoalan, Gus Sholah menyadari ada kesadaran tentang situasi ini dan keinginan kuat untuk melakukan perbaikan karena banyak potensi besar yang dimiliki NU.

Beberapa potensi yang dimiliki adalah massa yang besar, jaringan yang luar, intelektual muda NU sementara sebagian persoalan yang dihadapi adalah adanya penurunan kepercayaan terhadap NU. (mkf)

http://muktamar.nu.or.id/page.php?lang=id&area=Zmlyc3RfcGFnZQ%3D%3D&lks=ZGluYW1pY0RldGls&cid=MQ%3D%3D&idNya=64

Selasa, 15 Desember 2009

PWRI Dukung Konsep Ekonomi Azasi Tonjolkan Keadilan dan Pemerataan


Senin, 14 Desember 2009

SUMENEP-Sebagai putra daerah yang malang melintang di bidang ekonomi, Azasi Hasan SE MM dinilai memiliki kemampuan dalam konsep penataan ekonomi mikro dan makro. Terbukti, berkat kepiawaiannya dalam memaparkan visi ekonomi, jajaran PWRI (Persatuan Wredatama Republik Indonesia) Sumenep memberi apresiasi mendalam.

Hal tersebut terlihat saat Azasi Hasan, profesional yang kini melamar sebagai calon M1 (bupati) dari PPP, itu menjadi pemateri dalam ceramah ilmiah tentang dampak Jembatan Suramadu bagi perekonomian Sumenep kemarin (13/12). Acara dimaksud merupakan prakarsa dari PWRI dalam rangka mencari alternatif pemikiran sebagai solusi pembangunan ke depan.

Hadir dalam tatap muka dan ceramah ilmiah itu antara lain pengurus PWRI Sumenep, pengurus cabang PWRI se Sumenep, pengurus Yayasan Gerontologi Abiyoso, pengurus Primkoptama Melati dan sebagainya. Total pengurus dan anggota yang hadir diperkirakan 250 orang. Azasi Hasan sendiri hadir dalam kapasitas sebagai profesional yang memiliki keahlian ekonomi.

Dalam paparannya, Azasi menjelaskan, pertumbuhan ekonomi menjadi hal sangat penting dalam perkembangan suatu wilayah. Dengan pertumbuhan ekonomi tinggi dan tingkat distribusi pendapatan yang merata, maka sudah bisa dipastikan tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut akan membaik.

"Dan, salah satu faktor tingginya tingkat ekonomi adalah tersedianya infrastruktur. Sebab, pembangunan infrastruktur salah satu aspek penting untuk mempercepat pembangunan. Sehingga, hakikat pembangunan bisa terwujud dengan memerhatikan keadilan dan pemerataan," katanya.

Nah, dalam konteks Jembatan Suramadu, Azasi meyakini sebagai tonggak awal terciptanya infrastruktur mumpuni di Madura. Dengan demikian, diharapkan dengan adanya jembatan terpanjang di Asia itu bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Sumenep dan Madura pada umumnya.

"Pengaruh Suramadu banyak. Kelancaran lalu litas barang, jasa maupun penduduk sangat tampak. Jalur transportasi menjadi pendek sehingga mengurangi biaya. Selain itu, dengan Suramadu pemberdayaan di empat kabupaten lebih terarah mengingat prasarana pendukung dekonsentrasi planologis, yaitu pengalihan fungsi aktifitas utama dari Kota Surabaya," paparnya.

Jika semua sektor telah aktif seiring perkembangan manusianya, Azasi yakin bahwa Sumenep akan merasakan dampaknya. "Saat ini saja, dampak Suramadu sangat terasa. Selanjutnya, tinggal memantapkan integritas agar mudah menarik investor untuk menanamkan modal," kata pria kelahiran Sumenep, 28 Juli 1968 ini.

Atas dasar itulah, ke depan, urai Azasi, perlu adanya strategi pembangunan yang mumpuni. Misalnya, membuat agen-agen pembangunan yang bertugas menyosialisasikan arah dan strategi pembangunan, memberi peluang agar sektor modern dapat tetap maju, memberdayakan sektor ekonomi lapisan rakyat yang masih tertinggal.

"Ke depan, tinggal bagaimana kita semua terlibat dalam pembangunan. Kami, dengan doa restu hadirin, siap untuk mengawal Sumenep menuju perubahan nyata di bidang ekonomi," tuturnya disambut tepuk tangan hadirin yang hadir.

Salah satu fungsionaris PWRI Sumenep, M. Adnan, mengatakan, pihaknya telah mendengarkan pemaparan konsep ekonomi Azasi Hasan secara seksama. Menurutnya, ada banyak hal baru yang diketahui dan diyakini berguna untuk pembangunan ke depan.

Termasuk, kata dia, dalam konteks bagaimana PWRI memberdayakan diri dalam kapasitasnya sebagai lembaga yang kredibel. "Kami mendukung konsep ekonomi Pak Azasi, semoga bisa bermanfaat untuk semua," katanya saat sesi dialog.

Untuk diketahui, Azasi Hasan kini proses mengikuti penjaringan bakal calon bupati di PPP. Tokoh kelahiran asli Sumenep yang malang melintang di dunia perbankan ini melamar ke PPP sebagai bentuk tanggung jawab membangun demi terwujudnya perubahan nyata.

Sebagai putra daerah, Azasi cukup memiliki tanggung jawab untuk tempat kelahirannya. Buktinya, berbagai kegiatan telah digelar. Mulai dari kegiatan pendidikan, sosial, hingga kegiatan olahraga. Terakhir, Azasi memberi ruang kepada warga kepulauan untuk mudik gratis saat Lebaran Idul Fitri lalu. (zid/ed/advertorial)

Selasa, 08 Desember 2009

Informasi Sunatan Massal Azasi Hasan Center 25-26 Jan 2010


Assalamu'alaiku Wr. Wb.

"Ada Bahagia yang mekar & semerbak dalam dada saat kita sadar dengan Allah bahwa kita putera Ibunda dan Ayah, lebih indah lagi kalau kita membisikkan pertanyaan itu dengan Doa dan Air Mata".

Mhn doa restu, dalam rangka program sosial peduli kesehatan Azasi Hasan Center (AHC) bekerjasama dengan Dinkes Sumenep, Insya Allah akan mengadakan "SUNATAN MASSAL GRATIS" di seluruh kecamatan se Kabupaten Sumenep.

Pendaftaran di Kelurahan/Kades, TK/RA, SD/MI, Ponpes pada tanggal 28 Des sd 20 Jan 2010. Pelaksanaan tanggal 25, 26 Jan 2010 di segenap Puskesmas/Puskesmas Pembantu, secara serentak di seluruh Kabupaten Sumenep.

Demikian mohon bantuannya untuk menginformasikan ke segenap masyarakat.

Wallahumafiq Ilaa Aqwamith Thoriq,
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Azasi Hasan, SE MM

Kamis, 03 Desember 2009

Said Aqil Siradj akan Prioritaskan Pengkaderan NU


Selasa, 01 Desember 2009

Kudus, Muktamar
Kandidat ketua umum PBNU KH Said Agil Siraj menegaskan jika terpilih dalam Muktamar ke-32 di Makasar nanti, dirinya akan memprioritaskan pengkaderan di berbagai bidang garapan NU. Dia menjelaskan keinginan itu didasari kerinduannya NU pada era Gus Dur, dimana semua lembaga di NU selalu ada kegiatan pengkaderan.

“Pengkaderan di NU jauh lebih penting daripada urusan politik yang belakangan ini menjadi tujuan utama semua orang,” tegas Said Aqil di saat menyampaikan taushiyah pada pengajian kebangsaan sekaligus pembukaan Pelatihan Kader Lanjutan (PKL) Tingkat Nasional yang dilaksanankan oleh PC PMII Kudus di Pendopo Kabupaten, Senin (30/11).

Di depan kader organisasi mahasiswa NU ini, Said Aqil mengharapkan PMII mengutamakan kaderisasi dengan berpijak pada akidah ahlussunnah wal jamaah.

“Aswaja yang merupakan dasar untuk berfikir dan beramal bisa sebagai spirit untuk menunjukkan jati diri kader PMII dalam kehidupan berbangsa dan beragama,” tandas Kang Said panggilan akrabnya.
taushiyahnya, Kang Said lebih banyak mengupas perjalanan keislaman masa lalu dan kekinian. Dia menjelaskan, Islam tidak hanya sebagai aqidah maupun syariah, tetapi lebih banyak menawarkan ilmu, peradaban, akhlak dan budaya kemajuan serta civil society.

“Kita juga perlu mensinergikan antara agama dengan kebudayaan maupun peradaban, untuk mewujudkan masyarakat yang mutamaddin,” Katanya.

Lebih lanjut Said Agil mengatakan Islam lebih mementingkan perdamaian tanpa memandang suku, ras maupun golongan.

”Oleh karena kita dilarang melakukan permusuhan dengan dalih perbedaan agama, golongan, suku atau ras. Yang boleh dimusuhi adalah perilaku yang kurang sesuai dengan kehidupan masyarakat seperti korupsi, perampokan maupun sejenisnya,” tegasnya.

Selain Said Aqil Siraj, hadir dalam acara tersebut Ketua PCNU Kudus KH.Khusnan MS, Ketua PKC PMII Jawa Tengah dan sejumlah alumni PMII dan kader-kadernya se-kabupaten Kudus. (adb)

http://muktamar.nu.or.id/page.php?lang=id&area=Zmlyc3RfcGFnZQ==&lks=ZGluYW1pY0RldGls&cid=MQ==&idNya=54